Seiring dengan penegasan Jastim sebagai sebagai juara umum, maka perlombaan cabang olahraga panahan di PON XX Papua secara resmi berakhir dan ditutup oleh Ketua Komisi IV DPR Papua Beatrix Monim di kompleks olahraga Kampung Harapan, Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu.
Torehan tujuh medali emas tim panahan Jatim diraih dari nomor recurve tunggal putri, beregu putri, dan campuran. Lalu nomor compound beregu putri, serta 40 meter nasional individu, beregu putri, dan campuran.
Prestasi yang dicapai tim panahan Jatim kali ini lebih baik dibanding pencapaiannya pada PON 2016 di Jabar yang mengoleksi enam emas, empat perak, dan empat perunggu.
Manajer tim panahan Jatim Lilies Andayani mengaku bangga dengan hasil yang ditorehkan anak-anak asuhnya dan sesuai target yang diusung sejak sebelum berangkat ke Papua..
"Jawa timur bisa mempertahankan juara umum secara khusus di cabang olahraga panahan selama 40 tahun, yakni dari 1980 hingga tahun 2021 ini. Artinya, mempertahankan jauh lebih sulit daripada merebut, namun anak-anak sudah membuktikan mereka mampu mempertahankan juara umum,” kata mantan pemanah nasional peraih medali perak Olimpiade 1988 itu.
Sementara itu, atlet peraih emas panahan putri Jatim asal Malang, Bunga Arbela, mengaku senang bisa mempersembahkan tiga medali untuk kontingen Jatim di PON Papua. Raihan tiga medali itu sesuai dengan target pribadinya.
"Saya bangga bisa sumbang tiga medali emas bagi Jatim. Medali ini saya persembahkan untuk orang tua, keluarga dan semua warga Jatim, lebih khusus warga Malang," katanya.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Didik Kusbiantoro
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).