"Kami bersyukur dapat apresiasi positif dari teman-teman kontingen tamu kami. Kami menegaskan kepada semua panitia untuk menyukseskan PON ini, terutama cabang menembak agar para tamu dapat kesan positif saat pulang ke kampung halaman masing-masing," kata Ketua Umum Pengprov Perbakin Papua Johny Banua Rouw saat dihubungi di Jayapura, Minggu.
Johny berharap kontingen-kontingen yang turun pada cabang menembak membawa cerita tentang Papua yang ramah, bersahabat, dan baik hati dan berbeda dari persepsi tentang Papua di pemberitaan sejumlah media.
Baca juga: Perbakin Papua maksimalkan pembinaan di arena Kampung Harapan
"Mereka melihat Papua itu berbeda dari apa yang mereka lihat di media. Mereka bisa buktikan itu kalau kami, orang Papua, sangat murah hati dan bisa berkomunikasi dengan siapa saja," kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPR Papua itu.
Johny berharap keluarga besar PB Perbakin dari berbagai pengurus provinsi dapat terus menjaga kebersamaan dan kekeluargaan hingga penyelenggaraan lomba menembak PON ke-20 itu berakhir dengan lancar.
"Kami harapkan semua pengurus provinsi dapat terus bertemu untuk membangun kemajuan cabang menembak di Indonesia, serta di tanah Papua pada hari-hari mendatang," katanya.
Baca juga: Tim tuan rumah optimistis tambah emas pada cabang menembak
Sebelumnya, tim menembak kontingen DKI Jakarta memberikan penghargaan yang tinggi kepada tuan rumah PON Papua atas sambutan dan keramahan masyarakat Bumi Cenderawasih kepada atlet dan pelatih.
"Upacara pembukaan (PON Papua) kemarin membuka mata kita semua betapa Indonesia itu kaya dan luar biasa budayanya dengan segala kearifan lokal mereka," kata Pelatih Tim Menembak DKI Jakarta Inca Ferry Wihartanti.
Pendapat serupa juga disampaikan pelatih tim menembak Jawa Barat I Ketut Wahyu Adhidarma. Wahyu menilai lapangan menembak Kampung Harapan layak menggelar kejuaraan dunia karena berstandar internasional, dan bukan saja sebagai lokasi pembinaan atlet-atlet daerah Papua.
Baca juga: Jabar nilai lapangan tembak Jayapura layak gelar kejuaraan dunia
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Fitri Supratiwi
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).