“Ini adalah final dan sangat menentukan. Alhamdulillah hasilnya sesuai harapan,” kata dia usai proses pengalungan medali emas di arena voli pasir GOR Koya Koso, Kota Jayapura, Minggu malam WIT.
Pada PON Papua ini, Desi Ratnasari berpasangan dengan Allysa Mutakhara, yang merupakan teman duetnya sejak PON Jawa Barat 2016.
Saat itu, Desi-Allysa masih yunior dan memperkuat NTB-2. Mereka harus puas pada posisi keempat atau gagal naik podium karena kalah dalam perebutan tempat ketiga.
Tapi pada PON Papua, di bawah tangan dingin Pelatih Agus Salim keduanya sukses mempersembahkan sekaligus mempertahankan tradisi medali emas selama tiga edisi berturut-turut.
Baca juga: NTB-1 pertahankan tradisi emas voli pasir putri tiga kali beruntun
Pada final, Desi dan Allysa mengandaskan perlawanan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)-1 yang diperkuat Yokebed Purari Eka Setyaningrum-Maria Dwiningtyas dengan skor 2-1 (21-17, 17-21 serta 15-13).
“Benar-benar menegangkan saat pertandingan tadi. Apalagi di semifinal kemarin lawan Jatim-1 tenaga kami banyak terkuras. Syukurlah kami mampu atasi itu dan menang,” kata dia.
"Mempertahankan memang lebih berat dari pada merebut. Tapi karena kami berusaha dan yakin, emas dapat diraih," kata Desi lagi.
Desi dan Allysa kompak berterima kasih atas doa serta dukungan masyarakat NTB, kemudian kepada Gubernur Zulkieflimansyah yang datang langsung menyemangati atlet.
“Kepada orang tua, kami juga ucapkan terima kasih, serta ke pelatih dan semua yang mendukung. Medali emas ini untuk masyarakat NTB. Semoga PON mendatang NTB tetap mencapai prestasi tertinggi,” tutur Desi yang diamini Allysa.
Baca juga: Voli pasir putri Jatim-1 raih perunggu usai kalahkan DIY-2
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Jafar M Sidik
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).