KBRN, Jayapura: Tim Voli Pasir Putri Nusa Tenggara Barat (NTB), akhirnya berhasil meraih medali emas setelah mengandaskan tim DIY 1, dengan skor 1-2, yang berlangsung di venue Voli Pasir Koya Koso, Kota Jayapura. Minggu (10/10/2021).
Perebutan medali emas berlangsung sangat ketat dan kedua tim berupaya memaksimalkan peluang untuk mendapatkan poin. Alhasil pada set pertama, NTB 1 berhasil memimpin pertandingan dengan raihan poin 21-17.
Di set kedua, tim DIY 1 tidak tinggal diam, dan terus berupaya menyamakan kedudukan. DIY pun berhasil memimpin dengan poin 21-17, sehingga kedudukan imbang 1-1.
Memasuki set ketiga, yang adalah set penentuan, kedua tim terus berupaya sekuat tengah untuk mendapatkan poin tertinggi, sehingga kejar kejaran terus berlanjut hingga akhir set ketiga.
Namun sayang, upaya kejar kejaran poin tersebut terhenti, setelah tim NTB 1 berhasil memimpin dengan raihan 15 poin, selisih dua angka dari DIY yang hanya mampu mengumpulkan 13 poin.
Dengan demikian, tim voli pasir putri NTB berhak mendapatkan medali emas, disusul tim DIY dengan medali perak dan medali perunggu diraih oleh tim Jawa Timur, yang sebelumnya mengalahkan tim DIY 2 dengan perolehan skor 2-1.
Dalam keterangannya, Agus Salim, Pelatih Voli Pasir NTB mengatakan, raihan medali emas kali ini sudah sesuai dengan target yang ada. Sebab selama ini, tim NTB selalu mempertahankan tradisi medali emas di ajang PON.
Diakui Agus Salim, untuk mewujudkan target medali emas pada tim asuhannya itu butuh proses yang cukup panjang.
Bahkan sejak pelaksanaan PON sebelumnya di Jawa Barat, dimana kedua pemain, sudah latih sedemikian rupa untuk memenuhi target juara, dan akhirnya impian tersebut berhasil diwujudkan setelah mengalahkan tim putri DIY 1 pada babak final.
“Alhamdulillah ini adalah prestasi yang membanggakan, dan sudah kami prediksi sebelumnya, sebab tim yang kita turunkan ini sudah mengikuti proses latihan yang cukup panjang, sejak pelaksanaan PON Jawa Barat. Untuk meraih emas ini tidak gampang, kita tahu tim Jatim dan Jogja cukup kuat, bahkan nyaris menyamai tim kami, hanya saja memang saat ini yang kita maksimalkan adalah strategi dan kekompakan dalam bermain, kalau masalah fisik saya lihat semua sama,” tutur Agus Salim.
Dikatakan, hal lain juga cukup menjadi beban adalah faktor cuaca, sebab pada set terakhir tim putri DIY mendapatkan kartu kuning dari wasit karena mengambil minum tanpa seizin wasit.
“Cuaca sangat panas, kita lihat tadi DIY kena kartu kuning karen salah satu pemain mengambil minum tanpa izin wasit, ini menandakan bahwa cuaca sangat terik, dan menjadi salah satu tantangan bagi pemain,” kata Agus Salim.
Sementara itu, alyssa dan desi, atlet voli pantai NTB seusai menerima medali emas mengaku pertandingan kali ini sangat berat. Sebab tim yang masuk semi final adalah tim tanggung yang cukup berprestasi dan memiliki pengalaman di berbagai ajang lomba.
Namun demikian, berkat kerja keras, kekompakan dan dukungan masyarakat NTB yang ada di Papua, akhirnya mereka bisa mendapat medali emas, yang adalah medali emas terakhir di ajang pon XX papua, sebab keduanya dipastiakn sudah tidak bisa mengikuti ajang PON berikutnya.
“Tradisi mempertahankan emas pada cabang olahraga voli pasir putri adalah perjuangan yang cukup berat, namun kami bisa mewujudkan itu, semoga pada PON berikut tradisi ini bisa terus bertahan,” ujar Aliya dan Desi.
Sementara itu, gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah, mengaku cukup bangga dengan prestasi dari atlet voli pasir putri NTB yang kembali mempertahankan tradisi emas pada cabang olahraga voli pasir putri. Capaian yang diraih oleh tim voli pasir NTB membutuhkan proses panjang, sehingga wajar jika tradisi medali emas bisa dipertahankan.
“Perjuangan anak anak NTB ini sangat luar biasa, sehingga pantas jika mendapat medali emas. Ini adalah buah pelatihan yang cukup panjang dan melelahkan, sehingga saya cukup bangga dengan mereka, mudah mudahan tim voli pasir putra juga bisa ikut mendapat medali emas pada final nanti,” tutur Zulkieflimansyah.
Ditegaskannya, prestasi olahraga ini menunjukkan sebuah sportifitas yang tinggi, sehingga meskipun di lapangan kedua tim adalah lawan, namun di luar lapangan mereka adalah saudara, dan anak anak bangsa yang berjuang untuk membangkitkan prestasi olahraga di Indonesia.
Di Kesempatan yang sama, wakil Gubernur DIY, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X mengatakan, meskipun tim Voli Pasir Putri DIY hanya mampu menyabet medali perak, namun hal ini adalah sebuah capaian yang cukup membangakan.
Sebab dari seluruh tim yang bertarung dalam cabang olahraga voli pasir putri, tim DIY bisa mendapatkan posisi kedua, dan dalam dunia olahraga menang dan kalah adalah hal yang wajar. Menurutnya, yang paling adalah sportifitas dan solidaritas yang harus dijaga dengan baik.
“Menang dan kalah adalah hal yang wajar, dan saya sangat mengapresiasi hasil dari tim puti DIY, memang caain tertinggi adalah medali emas, tapi intinya adalah proses melalui semua itu, anak anak kami berjuang hingga titik penghabisan, dan capaian medali perak adalah bukti anak anak kami bisa berjuang hingga akhir, jadi kembali lagi menang kalah biasa, tapi kebersamaan, sportifitas itu yang wajib untuk dijaga, selamat untuk pemenang, dan kedepan kami dari DIY akan terus melakukan pembinaan agar di PON mendatang DIY bisa mendapatkan medali emas, bukan hanya di voli pasir, tetapi juga di cabang olahraga lainnya,” tutup KGPAA Paku Alam X.
Raihan medali emas pada cabang olahraga voli pasir putri menambah daftar medali emas yang berhasil dikumpulkan tim dari NTB, yang saat ini tercatat sudah ada 8 medali emas, 6 medali perak, 4 medali perunggu, sehingga menempatkan provinsi NTB pada posisi ke 8 peraih medali terbanyak pada PON XX Papua.
Pewarta: Arul Firmansyah
Editor: Tegar Haniv Alviandita
Sumber: RRI