RRI

30 Tahun Menanti, Jujitsu Gelar Eksebisi PON

11 Oktober 2021 11:25 WIB
30 Tahun Menanti, Jujitsu Gelar Eksebisi PON

KBRN, Timika: Selain 37 cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan dan dilombakan dalam pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua tahun 2021, ada 11 cabor lainnya yang masuk dalam daftar eksebisi.

Salah satu diantaranya merupakan cabor jujitsu. Dimana cabor bela diri ini baru saja menggelar eksebisinya di Gedung Serbaguna Komplek MPCC Kota Timika, Mimika, Papua.

Eksebisi yang digelar Pengurus Besar Jujitsu Indonesia (PB JI) menjadi momentum tidak terlupakan bagi para pengurus, anggota perguruan serta atlit. Pasalnya, pelaksanaan eksebisi adalah penantian panjang jujitsu Indonesia setelah 30 tahun lamanya berada di Indonesia.

Dimana sesuai peraturan yang diterpakan, sebuah cabang olahraga anggota baru Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) sebelum dipertandingkan pada gelaran PON terlebih dahulu harus menggelar eksebisi.

Sekjen PB JI Dedy Triharjanto kepada mengatakan, pelaksanaan eksebisi bagi jujitsu ini menjadi momentum kemenangan dan kemerdekaan atas penantian panjang yang dilalui jujitsu untuk bisa ambil bagian dalam kompetisi tertinggi di tanah air.

“Hari ini merupakan hari kemenangan ataupun hari kemerdekaan bagi jujitsu di Indonesia, karena hampir 30 tahun kami semua berharap Jujitsu bisa masuk dalam event yang bergengsi yaitu Pekan Olahraga Nasional (PON). Pada akhirnya hari ini kita bisa tembus (PON) walaupun harus melewati eksebisi bersama 10 cabang olahraga lainnya”, ujar Dedy Triharjanto, Minggu (10/10/2021).

Dedy menuturkan selain sudah lama berkecimpung di dunia seni bela diri di Indonesia, PB JI pun harus melewati proses rumit untuk bisa menjadi anggota KONI dan mengikuti eksebisi PON.

“Jujitsu telah menempuh persyaratan yang tidak mudah, persyaratan yang begitu banyak harus kita penuhi kepada KONI Pusat waktu itu dan juga PB PON dengan berbagai pertimbangan akhirnya keluarlah surat keputusan KONI Pusat No. 100 tahun 2021 tentang penetapan cabang olahraga yang mengikuti eksebisi dan jujitsu masuk di dalamnya”, sebut Dedy.

Dikisahkan Dedy, perjalanan PB JI untuk sampai ke Tanah Papua dan menggelar eksebisi dimulai dari pembentukan PB JI secara resmi pada tahun 2015 yang kemudian menjadi perjalanan awal mula menuju PON.

“Sebelum mengiikuti eksebisi cabor harus menjadi anggota KONI dan untuk menjadi anggota KONI ada persyaratan bahwa jujitsu harus menyatukan semua komponen perguruan dan club. Dimana di Indonesia perguruan dan club begitu banyak sehingga baru opada tahun 2015 jujitsu membentuk PB JI”, jelas Dedy.

Usai dibentuk, PB JI membutuhkan waktu dua tahun sebelum akhirnya resmi menjadi anggota KONI dan diikuti keanggotannya di KOI (Komi Olimpiade Indonesia).

“Setelah melewati perjalanan dan persyaratan yang ditetapkan, pada tahun 2017 kami PB JI secara resmi dilantik menjadi anggota resmi KONI. Nah setelah diterima di KONI baru kemudian kami diterima di KOI barulah kami bisa ikut Asian Games di Jakarta (2018) dan Sea Games di Filipina (2019)”, lanjut Dedy.

Bagi PB JI tidak lengkap rasanya jika mampu berkompetisi di level internasional namun tidak ambil bagian dalam kopetisi nasional. Terlebih, kompetisi nasional dapat menjadi wadah seleksi bibit alit untuk dibina pada pemusatan latihan nasional. Dimana nantinya akan mewakili Indonesia di kancah internasional.

Dedy melanjutkan bahwa eksebisi yang dilaksanakan oleh PB JI di Papua bersifat mandiri. Karenanya kontingen peserta eksebisi hanya 13 provinsi saja.

“Karena ini masih mandiri, tidak seluruh provinsi ikut melainkan hanya 13 provinsi. Wilayah Sumatera diwakili Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Kepulauan Riau. Untuk Pulau Jawa ada 6 provinsi semuanya ikut. Ada DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta), dan Jawa Timur. Lalu dari Kalimantan diwakili Provinsi Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah mewakili wilayah Sulawesi dan terakhir ada Papua dan Papua Barat”, tutur Dedy

Melalui eksebisi yang berlangsung sehari tersebut, DKI Jakarta memimpin klasemen akhir dengan total raihan 5 medali yaitu 2 emas, 2 oerak, dan 1 perunggu. Diikuti Jawa Timur dengan 2 emas dan 2 perunggu. Tempat ketiga ada Banten dengan 1 emas, 2 perak, 1 perunggu. Tuan rumah Papua berada di peringkat ke empat dengan 1 emas, 1 perak, dan 3 perunggu.

Setelah PON XX Papua tahun 2021, PB JI akan bersiap untuk mengikuti Sea Games Vietnam dan Asian Games di China tahun mendatang. Untuk itu Dedy berharap, pemerintah dalam hal ini Kementrian Pemudan dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) akan mednukung ujitsu untuk bisa melangah di pentas dunia.

“Saya minta doanya semua di tahun 2022 ada event besar juga yaitu Sea Games di Vietnam di sana jujitsu dipertandingkan dan di tahun yang sama di Hangzou, China Jujitsu juga dipertandingkan. Apakah kami akan ikut ambil bagian, hal itulah yang tengah kami upayakan terus dalam hal ini Kemenpora agar kiranya jujitsu bisa berpartisipasi dalam event besar itu” ucap Dedy.

Pewarta: Niar Abdul Litiloly
Editor: Tegar Haniv Alviandita
Sumber: RRI