Umam Ro'isul dan kawan-kawan menang dengan skor masing-masing 25-23, 25-20 dan 25-23.
Di set awal skor ketat tersaji. Sempat 4-4 dan 6-6, lalu Papua Barat unggul 8-6. Kondisi itu membuat pelatih voli putra Jateng Mohammad Hajid meminta time out untuk memberi arahan sekaligus membuat anak asuhnya tenang.
Jateng kemudian mengejar dan mempersempit ketertinggalan, tetapi Papua Barat kembali menjauh dan memimpin 16-12. Jateng tak menyerah dan sukses menyamakan angka 23-23, hingga spike keras Doni Haryono yang gagal dikembalikan lawan membuat Jateng unggul 25-23.
Set kedua, Jateng bermain lebih tenang dan selalu memimpin. Spike-spike keras dan beberapa kali blok yang sukses, membuat Jateng kembali menang dengan angka 25-20.
Jateng yang berada di atas angin terus mendominasi di set berikutnya. Sempat unggul 4-1, di pertengahan set Papua Barat semakin tertinggal dan kondisi itu bertahan hingga akhir set.
Sempat nyaris mengejar di angka 22-21, namun Jateng kembali memperlebar jarak menjadi 23-21 dan dipersempit kembali oleh Papua Barat menjadi 24-23.
Perlu satu angka untuk memaksa deuce, tapi justru servis pemain Papua Barat yang melebar ke luar lapangan membuat Jateng berhak membawa pulang medali perunggu.
Ditemui usai pertandingan, pelatih Jateng Mohammad Hajid bersyukur atas kemenangan yang diraih timnya.
Meski tidak bisa menyamai prestasi PON 2016 Jabar yang meraih medali perak, namun pencapaian anak asuhnya kali ini sudah luar biasa.
"Perjuangan anak-anak sudah maksimal. Syukurlah kami menang dan mendapat medali perunggu," kata Hajid.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Didik Kusbiantoro
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).