Persiapan yang terbilang singkat ini nyatanya tak membuat mereka kesulitan bermain bersama dan bahkan bisa merebut podium tertinggi di cabang olahraga biliar bola 10.
"Latihan efektifnya sekitar enam bulan. Sebelumnya di pra PON sudah main berdua juga, tapi setelah itu sempat vakum karena PON diundur," kata Ponco saat ditemui di GOR Biliar SP5 Mimika, Senin.
Dalam periode pusat pelatihan yang relatif singkat itu, Edward dan Ponco tidak hanya berlatih teknik namun juga mengasah ikatan dan pemahaman demi menumbuhkan kekompakan.
Keduanya memang sudah membela DKI Jakarta sejak PON Jawa Barat 2016, namun saat itu Edward hanya bermain di nomor tunggal sementara Ponco berpasangan dengan Ignatius Sigit.
"Paling selama latihan saling adaptasi saja biar cepat kompaknya. Waktu latihan itu sih yang membuat kami jadi tahu karakter diri dan permainan masing-masing," Ponco menceritakan.
Berkat kerja sama yang baik di PON Papua, Edward pun sukses meraih medali emas pertamanya setelah sebelumnya nihil medali di Jawa Barat.
Sementara medali emas di PON Papua, menjadi yang kedua bagi Ponco dari nomor ganda putra yang perdananya diraih di PON lima tahun silam.
Kebersamaan mereka selanjutnya diperkirakan berlanjut di PON Aceh-Sumatera Utara 2024. Kinerja yang memuaskan pada pagelaran tahun ini membuat mereka yakin bisa lebih berkembang dan siap bersaing di ajang PON selanjutnya.
"Kami harus lebih rajin latihan karena kemungkinan besar lawannya pasti akan sama. Dalam beberapa waktu ke depan pasti mereka juga berkembang dan semakin tangguh, kami juga harus lebih siap lagi," pungkas Ponco.
Baca juga: Jakarta tambah perolehan emas biliar PON lewat Edward/Ponco
Baca juga: Erwin/Rudy catatkan medali emas PON pertama di karir biliar
Baca juga: Ganda putra Erwin/Rudy siap wakili Jawa Timur di biliar PON 2024
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Atman Ahdiat
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).