KBRN, Jayapura: Tiga medali emas lagi disediakan di hari kelima kompetisi cabor Gulat PON XX Papua, Selasa (12/10/2021) siang hingga malam, di GOR Head Sai, Merauke.
Perebutan tiga medali emas terakhir dari kelas-kelas atas gaya bebas putra, diperkirakan berlangsung seru dan ketat.
Persaingan di kelas 86kg, 97kg dan 125kg ini masing-masing diikuti enam peserta di setiap kelasnya. Para pegulat asal Jatim, Kalsel, Kaltim, serta Jabar dan tuan rumah Papua kembali berseteru.
Menyusul tuntasnya perebutan tiga medali emas dari kelas 57kg, 65kg dan 74kg gaya bebas putra, sementara ini Jatim sukses mempertahankan posisinya dalam klasemen sementara perolehan medali gulat.
Dari Sembilan medali emas yang sudah diperebutkan, tim gulat Jatim mengumpulkan 4-3-1 medali. Tetap dibayangi Jabar dengan 2-1-0. Kaltim dan Kalsel menyodok Banten. Di urutan ketiga, Kaltim dengan 1-1-4, disusul Kalsel 1-0-2. Berikutnya, Banten 1-0-0, Sumbar 0-3-1, Jambi 0-1-0, dan Bengkulu 0-0-1.
Ini membuktikan Jatim makin menjadi barometer baru kekuatan gulat nasional, menggeser Kaltim yang sebelumnya menjadi gudang pegulat nasional. Jatim masih berharap menambah perbendaharaan medali emasnya dari sembilan kelas yang akan dipertandingkan hingga hari terakhir, Kamis (14/10) mendatang.
Jatim adalah peringkat dua kompetisi gulat PON XIX 2016, Bandung, di bawah tuan rumah, Jabar. Namun, saat itu dipertandingkan sebanyak 26 kelas, berbeda jauh dengan PON XX Papua yang konsentrasi pada 18 kelas internasional, sesuai peraturan Persatuan Gulat Dunia atau UWW.
Di PON 2016, Jabar merenggut tujuh emas, mengungguli Kaltim yang membawa pulang enam emas, sementara Jatim dan Kalsel sama-sama meraih empat emas.
"Kami masih yakin untuk merebut tujuh medali emas, sesuai target," kata Hartono, sekum Pengprov PGSI Jatim.
"Target kami, dua emas. Masih ada harapan untuk mencapainya," ungkap Agus Pebrianto, pembina gulat Kalsel yang juga Wakil Ketua Umum PP PGSI.
Agus Pebrianto menyatakan bahwa secara umum kompetisi gulat PON XX Papua berlangsung baik. Para pegulat juga bertanding dengan mengutamakan sportivitas.
Demikian juga dengan para wasit/juri. Jika tidak puas dengan keputusan wasit/juri, maka bisa dilihat kembali dari rekaman video. Agus Pebrianto berharap, seluruh atlet, ofisial dan penonton atau suporter tetap mengedepankan spirit olahraga, mendukung fairplay.
Pewarta: Ririn
Editor: Tegar Haniv Alviandita
Sumber: RRI