Lifter berusia 20 tahun itu mengumpulkan total angkatan 835kg dari angkatan terbaik squat 330kg, bench press 202,5kg dan dead lift 302,5kg.
Sementara lifter Jawa Barat Ade Bazrudin berada di urutan kedua dan memperoleh medali perak usai mengumpulkan total 792,5kg dari angkatan terbaik squat 320kg, bench press 200kg dan dead lift 272,5kg.
Medali perunggu diraih lifter Lampung Doni Meiyanto yang mengumpulkan total 790kg dari angkatan terbaik squat 330kg, bench press 180kg dan dead lift 280kg.
Andre memulai pertandingan dengan kegagalan percobaan pertama squat. Meski bagian bahunya kuat menopang bobot barbel seberat 310kg, namun otot kakinya bergetar hingga tak kuasa menahan angkatan.
"Saya terlalu buru-buru," katanya usai pertandingan.
Namun angkatan kedua 315kg dan ketiga 330kg squat berhasil dilalui Andre tanpa kendala.
Di babak bench press, otot bagian dada Andre takluk dengan barbel seberat 210kg. Angkatan di bawahnya seberat 190kg dan 202,5kg berhasil diangkat tanpa kendala.
Pada kategori dead lift, Andre melalui tiga percobaan angkatan seberat 290kg, 302,5kg dan 310kg. Percobaan pertama dan kedua dapat dilalui dengan lancar, tapi gagal di angkatan ketiga.
"Ini emas pertama saya dari PON untuk Riau," katanya.
Sementara dua atlet lainnya yang gagal meraih medali adalah Bagus Sudarmoko dari Kalimantan Timur dan Advend Hindarto dari Jawa Tengah.
Baca juga: Syaifahmi persembahkan emas untuk Riau dari angkat berat PON Papua
Baca juga: Putri Jabar dan Lampung bersaing ketat di angkat berat PON Papua
Baca juga: Siti Heroni sumbang Jabar dengan emas angkat berat putri PON Papua
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Atman Ahdiat
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).