Pelatih muaythai Jawa Barat Fathan Alghifari mengaku optimistis Sandi memiliki potensi yang cukup besar untuk meraih medali emas dibandingkan atlet-atlet lain di kelasnya.
"Dia saat babak kualifikasi mendapat perak, tapi bukan karena kalah, hanya saja saat babak final dia tidak masuk timbangan, jadi dia kalah walkout," kata Fathan di Bandung, Jawa Barat, Sabtu.
Ia mengatakan sebelumnya Sandi merupakan atlet tinju yang cukup baik di Jawa Barat. Sehingga dari sisi mentalitas, menurut dia, Sandi cukup diunggulkan dibandingkan atlet-atlet lain dari Jawa Barat.
"Dia nggak ada takutnya, dari segi mental dia siap, teknik siap," ujar Fathan.
Baca juga: Ridwan Kamil targetkan Jabar juara umum PON Papua
Dia pun memperkirakan lawan Sandi yang berpotensi sulit untuk ditaklukkan berasal dari Banten. Namun dengan pemusatan latihan yang dijalani secara optimal, Fathan optimistis Sandi tidak akan kesulitan saat menghadapi lawan beratnya tersebut.
Lebih lanjut, Fathan mengungkapkan tim cabor muaythai dari Jawa Barat bakal membawa lima atlet yang terdiri dari tiga putra dan dua putri pada PON Papua.
Kelima atlet yang akan membela Jawa Barat itu, yakni Sandi Maleong di kelas 75kg putra, Topan Novian di kelas 57kg putra, Ryan Rinaldi di kelas 67kg putra, Nur Saadah yang bertanding di kelas 43kg putri dan Adisti Gracelia di kelas 60kg putri.
Perhelatan PON Papua ini merupakan pertama kalinya cabor muaythai dipertandingkan. Sebelumnya pada PON 2016, muaythai masih berstatus cabor ekshibisi.
Fathan menyebutkan ada 18 nomor yang dipertandingkan pada cabor muaythai, yang terdiri dari 16 nomor pertarungan dan dua nomor seni. Dari 18 nomor tersebut, Jawa Barat, menurutnya, hanya mengisi lima nomor sesuai dengan jumlah atlet yang dikirimkan.
Baca juga: Tim Futsal Jabar bertekad pertahankan emas di PON XX Papua
Baca juga: Jabar waspadai tim Papua di cabang kriket PON
Baca juga: Tim Rugby Jabar buat formula tim secara khusus untuk PON XX Papua
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Rr. Cornea Khairany
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).