RRI

Cabor Dayung Hadapi Cuaca Panas dan Angin

12 Oktober 2021 19:30 WIB
Cabor Dayung Hadapi Cuaca Panas dan Angin

KBRN, Jayapura: Arena cabang olahraga (Cabor) Dayung PON XX 2021 Papua memiliki karakter yang berbeda seperti daerah lainnya di Indonesia. Teluk Youtefa, Kota Jayapura arena yang dipakai menjadi tantangan tersendiri bagi para atlet yang beralaga.

Berada di tepian Samudera Pasifik, para atlet dayung mengaku  berhadapan dengan teriknya matahari dan hembusan angin yang kerap berubah.

"Panas banget sih, terus tadi pagi sempat mendung tiba-tiba sekarang panas lagi," ujarn pedayung Jawa Barat Yaulana Amalia, Selasa (12/10/2021).

Menurut dia, kondisi panas di Teluk Youtefa sangat terik, bahkan suhu di atas air sempat mencapai 39 derajat Celcius menjadi tantangan berat para atlet.

Kondisi angin, Yaulana mengakui bila timnya harus bekerja lebih keras menyesuaikan arah angin, terutama pada sore hari.

"Jelang sore, angin dari kanan, jadi buat pedayung kanan agak susah karena pasti perahu ke kiri terus, sedangkan yang di kanan harus narik terus," tambahnya.

Hal yang sama juga dirasakan oleh pedayung DKI Jakarta Muhammad Ramadhan, suhu panas di Teluk Youtefa berbeda dengan di tempat asal dan latihannya.

Meski demikian dia dan rekan-rekannya bisa beradaptasi dengan cepat dan menggunakan peralatan tambahan agar bisa meminimalisir dampak cuaca.

"Cuaca memang lebih panas di sini, adaptasi saja, awal-awal memang panas banget, sedikit berpengaruh ke stamina, latihan biasa tidak pakai topi sekarang harus pakai topi," tuturnya.

Pedayung asal Kalimantan Tengah, A Gunawan, mengaku panasnya cuaca di Teluk Youtefa cukup menguras stamina para atlet.

"Panasnya luar biasa, cukup menguras stamina," kata dia.

Gunawan melihat kondisi angin di Teluk Youtefa menjadi tantangan tersendiri untuk seluruh atlet yang berlomba. Bahkan saat berlomba, perahu kerap berbelok sendiri karena tertiup angin yang cukup kencang.

"Cuaca di sini berbeda dengan tampat kita latihan, di sini teluk, jadi anginnya snagat kencang. Jadi pada babak penyisihan sampai final cukup mengganggu karena anginnya sangat kencang, perahu larinya ke kiri atau ke kanan," imbuh Gunawan.

Pewarta: Charlie Reinhard
Editor: Syarif Hasan Salampessy
Sumber: RRI