ANTARA

  • Beranda
  • Berita
  • Kenshi Ari Pramanto raih emas pertama setelah ikuti tiga edisi PON

Kenshi Ari Pramanto raih emas pertama setelah ikuti tiga edisi PON

13 Oktober 2021 09:28 WIB
Kenshi Ari Pramanto raih emas pertama setelah ikuti tiga edisi PON
Kenshi Sumatera Barat Ari Pramanto usai memenangi laga melawan kenshi dari Papua Barat Julifan Prastyo Nugroho. (ANTARA/Muhammad Zulfikar)
Jayapura (ANTARA) - Kenshi Sumatera Barat Ari Pramanto akhirnya bisa meraih medali emas dari cabang olahraga shorinji kempo setelah di dua edisi Pekan Olahraga Nasional (PON) sebelumnya hanya mampu membawa pulang medali perak.

Bertanding di Gedung Olahraga (GOR) Sekolah Sekolah Tinggi Teologi Gereja Injili Di Indonesia (STT GIDI), Kabupaten Jayapura, Rabu, Ari yang turun di kategori randori (tarung) kelas 70 kilogram mampu mengalahkan kenshi dari Papua Barat Julifan Prastyo Nugroho.

Atas kemenangan itu, Ari Pramanto berhasil menuntaskan tekad dan harapannya setelah di PON Riau dan PON XIX Jawa Barat, pemuda Sumatera Barat itu selalu dikalahkan oleh kenshi Maluku yakni Moh Yamin Rahayaan.

Dengan kemenangan itu, Ari Pramanto turut menyumbangkan satu medali emas bagi kontingen Sumatera Barat. Artinya, saat ini Ranah Minang telah mengumpulkan delapan medali emas dari sejumlah cabang olahraga yang diikuti pada PON XX.

Manager Kempo Sumbar Ronny Pahlawan mengatakan memang berharap pada Ari agar bisa memberikan yang terbaik. Akan tetapi, ia juga tidak mau membebani pikiran Ari Pramanto karena dapat mengganggu permainannya.

"Jadi tidak bisa dipungkiri pasti ada beban dari Ari Pramanto, makanya kita mau membebani pikirannya," ujar Ronny.

Terakhir, dari cabang olahraga shorinji kempo, kontingen Sumatera Barat yang mengirim atlet-atlet di lima nomor pertandingan akhirnya mampu meraih satu medali emas dan dua perunggu.

Baca juga: Sumbar berpeluang tambah satu emas dari shorinji kempo PON Papua
Baca juga: Emas kempo embu berpasangan putra jadi milik Sulawesi Selatan
Baca juga: Kaltim tambah dua emas di cabang kempo PON Papua

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Dadan Ramdani
Sumber: ANTARA