RRI

Tugu Mac Arthur, Spot Instagramable PON Papua

13 Oktober 2021 09:35 WIB
Tugu Mac Arthur, Spot Instagramable PON Papua

KBRN, Jayapura: Nama Jenderal Douglas MacArthur tidak asing bagi masyarakat Papua. Selain populer, sang jenderal flamboyan ini juga kontroversial.

Jenderal Douglas Mac Arthur pemimpin pasukan Amerika yang menaklukan pasukan Jepang dalam Perang Dunia II.

"Mac Arthur sangat ahli strategi perang, ide cerdasnya yaitu strategi lompat katak," kata Hari Suroto peneliti senior pada Balai Arkeologi Papua Selasa (12/10).

Faktor lain yang menunjang kesuksesannya menurut Hari adalah "superioritas persenjataan pasukan AS, pasukan AS yang profesional dan berpengalaman, selain itu kesuksesan Mac Arthur adalah dukungan publik AS."

Jalannya pertempuran pasukan Mac Arthur selalu diikuti oleh publik Amerika. Mac Arthur adalah jenderal yang sadar akan opini publik, jadi kemana pun dia pergi, selalu diikuti wartawan. 

Mac Arthur adalah sangat sadar kamera wartawan, sehingga dia selalu berpose sebaik mungkin, karena setiap gerak-geriknya tidak lepas dari jepretan kamera wartawan.

"Mac Arthur adalah jenderal selebritis, tetapi tidak pernah jadi presiden AS," sebutnya.

Selain dikenal di AS, ia juga populer oleh publik Filipina, dengan ucapannya I Shall Return, “Saya akan kembali’, itulah janjinya pada publik Filipina, untuk merebut kembali Filipina dari Jepang.

Mac Arthur membangun markas terbesar di Sentani, Papua. Markasnya sangat megah dan luas di puncak Ifar Gunung, Sentani. Markas yang megah ini dilengkapi fasilitas lengkap, kafe, bioskop.

Dari markasnya ini, ia dapat melihat pergerakan pesawat yang take off maupun landing di lapangan terbang Sentani. Markas yang megah ini sempat menjadi kontroversi di AS, karena dianggap sebagai bentuk kemewahan dan pemborosan di saat pasukan AS berjuang mengalahkan Jepang.

Tapi, Mac Arthur tidak bergeming, ia cuek saja dengan pemberitaan dirinya. 

"Justru dari markasnya yang megah di Sentani, Papua ini, Mac Arthur dengan tenang memimpin pertempuran, dengan menerapkan idenya lompat katak," ujar Hari.

Jenderal Mac Arthur dan Repatriasi Kerangka Jepang di Papua

Kontroversi lainnya yaitu hobinya yang suka makan es krim. Yang cukup menarik bahwa, selama pertempuran di Papua, Amerika mengirimkan 2.400 ton es krim yang langsung dibagikan pada pasukan AS guna merayakan kemenangan pertempuran.

Perayaan dengan Es Krim merupakan kebiasaan dari komandan tertinggi mereka, Jenderal Douglas Mac Arthur, setiap berhasil dalam pertempuran. 

Es krim merupakan simbol ikatan batin yang kuat, sejati dan suci antar sesama teman yang seperjuangan, senasib, dan sepenanggungan, yang kadang melebihi ikatan dari saudara kandung.

Walaupun kontroversi, Jenderal Mac Arthur sudah jadi legenda di Papua, banyak karya yang dihasilkannya terutama infrastruktur fisik di Jayapura, mulai dari rumah sakit, pelabuhan, jalan raya maupun bandara Sentani. 

Infrastruktur tersebut hingga saat ini masih bisa dinikmati oleh masyarakat Papua.

Kisah lain, pada masa perang pasifik tahun 1944, ada sebuah kampung namanya kampung Puay yang menjadi basis persembunyian tentara Jepang yang melarikan diri dari kejaran pasukan sekutu yang dipimpin Amerika. 

"Ada 8 ribu pasukan jepang yang tewas di tangan Sekutu di wilayah Jayapura," ujar Hari.

Sejumlah tulang belulang yang diduga milik tentara Jepang, ditemukan banyak berserakan di kampung Puay, Sentani, Jayapura dan proses repatriasi kerangka tentara Jepang di Papua sempat terhenti.

Sebagai informasi, ada kurang lebih 8000 tentara Jepang yang ditempatkan di Hollandia (nama Jayapura waktu itu). Sebagian besar tentara Jepang tersebut tewas ditangan tentara Sekutu pimpinan Jenderal Mac Arthur.

Dan bekas markas bala tentaranya yang terbesar di kawasan Asia Pasifik pada jaman perang dunia kedua itu kini menjadi destinasi wisata yang instagramable dan menjadi salah satu lokasi favorit yang ditawarkan kepada atlet PON 20 Papua

Pewarta: Budi Prihantoro
Editor: Tegar Haniv Alviandita
Sumber: RRI