Dalam pertandingan dua babak tersisa, Irena Kharisma berhasil meraih kemenangan atas Linarti Putungan dari Sulawesi Utara dan pecatur tuan rumah Papua WNM Ivana Lasama. Secara keseluruhan Irene Kharisma mengumpulkan poin 8 dari tujuh kemenangan dan dua kali remis.
Irene mengungguli WIM Chelsie Monica Sihite dari Kalimantan Timur di posisi kedua dengan mengemas poin 7 dan WFM Regita Desyari Putri (Kalimantan Tengah) dengan poin 6,5 di urutan ketiga.
Baca juga: Irene Kharisma sementara memimpin di catur standar
Irene Kharisma mengaku sangat lega dengan raihan medali emas pada PON XX Papua setelah pada pertandingan sebelumnya hanya meraih medali perak di nomor catur kilat dan catur cepat.
"Rasanya lega ya karena dua kali miss dan nomor standar ini tidak miss karena saya rasa ini spesialisasi saya," kata Irene saat ditemui usai pertandingan.
Menurut Irene, kunci keberhasilannya meraih medali emas nomor catur standar putri karena dirinya telah melupakan dua kali kegagalan di nomor catur kilat dan catur cepat.
"Jadi memang untuk waktu dan ruang bersedih hampir tidak ada. Kita harus comeback lagi karena atlet juga kan seperti ksatria, setelah kita kena jotos harus bisa bangkit lagi," ujarnya.
Baca juga: Catur standar, kesempatan terakhir Irene dan Taher raih emas PON Papua
Irene mengatakan bahwa persaingan dalam perebutan medali emas catur standar putri cukup ketat, terutama dari atlet DKI Jakarta dan Kalimantan Timur sebagai pesaing terberatnya.
"Paling kuat otomatis seeded dua Chelsie Monica Sihite dari Kaltim dan Theodora Walukow (DKI) juga sangat bagus, juga dari Kalteng (Regita Desyari Putri) karena dilihat dari perolehan medali saja hanya kita berempat yang dapat," tutur Irene.
Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Didik Kusbiantoro
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).