ANTARA

  • Beranda
  • Berita
  • PB POBSI nilai peta kekuatan pebiliar PON Papua merata

PB POBSI nilai peta kekuatan pebiliar PON Papua merata

13 Oktober 2021 17:34 WIB
PB POBSI nilai peta kekuatan pebiliar PON Papua merata
Atlet biliar putri Jawa Tengah Angelina memperhatikan bola sebelum membidiknya saat bertanding melawan atlet biliar putri Jawa Timur Annabella pada final biliar 9 ball putri PON Papua di GOR Biliar, Kabupaten Mimika, Papua, Selasa (12/10/2021). Jawa Tengah berhasil meraih medali emas sementara Jawa Timur meraih medali perak dan perunggu. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/tom. (ANTARA FOTO/ABRIAWAN ABHE)
Timika (ANTARA) - Pengurus Besar Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (PB POBSI) menilai peta persaingan di cabang biliar Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua terbilang merata antara atlet junior dan senior.

"Persaingan di PON ini sangat ketat, bahkan bisa saya bilang sadis. Banyak atlet berkualitas baik dari lini nasional maupun daerah," kata Sekjen PB POBSI Robby Suarly saat ditemui di GOR Biliar SP5 Mimika, Rabu.

Ia menjelaskan, ketatnya persaingan tidak hanya terjadi di tingkat pertandingan namun juga sebelumnya di tahapan kualifikasi.

Menurut Robby, titel atlet peraih medali dari turnamen sebelumnya tidak menjadi jaminan bisa ikut bersaing di PON, karena PB POBSI menerapkan tingkat seleksi tinggi untuk menjamin kualitas peserta.

Baca juga: POBSI soroti pebiliar muda yang mulai unjuk gigi selama PON Papua

Sebagai contoh, pebiliar pelatnas Nony Krystianti Andilah yang sempat menyumbang medali perak bagi Indonesia di SEA Games Filipina 2019, tak lolos fase kualifikasi sehingga tidak bisa berkompetisi di PON Papua.

"Misalnya Nony yang kemarin meraih medali SEA Games tidak lolos kualifikasi. Dia sudah bertemu pesaing yang sulit di awal, ini menandakan persaingannya sangat ketat di PON," Robby menceritakan.

Dari contoh itu, POBSI melihat bahwa persaingan atlet di PON Papua terjadi begitu ketat dan tidak bergantung pada rekam jejak turnamen sebelumnya seperti gelar juara atau raihan medali.

"Annita (Kanjaya) juga, dia baru pertama kali ikut PON. Lolos kualifikasi, bermain di nomor tunggal dan ganda, kemarin dapat emas dan perak," kata Robby soal pebiliar asal Jawa Barat itu.

Baca juga: DKI puncaki klasemen sementara medali biliar

Sementara itu, pebiliar putri Angeline Magdalena Tiacolu beranggapan bahwa tantangan yang terjadi PON Papua tidak sebatas dari status atlet junior atau senior, namun lebih pada perkembangan permainan.

Menurut pebiliar kontingen Jawa Tengah ini, kemampuan atlet muda sekarang tidak bisa dianggap remeh sehingga memberikan tantangan tersendiri saat bertanding.

"Memang di PON ini banyak pemain baru, tapi yang 'itu-itu saja' juga banyak. Kalau yang pemain lama saya sudah hafal gaya mainnya, tapi yang baru-baru ini jadi tantangan buat saya," Angeline menyebutkan.

Baca juga: "All Jatim Final" berpotensi puncaki biliar bola sembilan PON Papua

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Teguh Handoko
Sumber: ANTARA