ANTARA

  • Beranda
  • Berita
  • Raih emas, Siman belum mampu pertajam rekornas 50m gaya punggung

Raih emas, Siman belum mampu pertajam rekornas 50m gaya punggung

13 Oktober 2021 19:09 WIB
Raih emas, Siman belum mampu pertajam rekornas 50m gaya punggung
Arsip - Perenang I Gede Siman Sudartawa ditemui usai konferensi pers Oceanman Bali 2021 di Jakarta, Senin (24/5/2021). (ANTARA/Arindra Meodia)
Jayapura (ANTARA) - I Gede Siman Sudartawa mempertahankan medali emas nomor 50 meter gaya punggung putra Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua dengan membukukan waktu 25,77 detik.

Meski begitu, wakil DKI Jakarta tersebut belum mampu mempertajam rekor nasional (rekornas) miliknya 25,01 detik pada 2018 maupun rekor PON 2016 di Jawa Barat dengan 25,24.

Siman Sudartawa mengungkapkan faktor yang mempengaruhi penampilannya pada pesta olahraga terbesar di Indonesia tersebut.

Baca juga: Triady Fauzi pertahankan emas 100 meter gaya bebas putra

"Kami harus melakukan perjalan jauh dan terbang pada malam atau dini hari hari. Jadi memang kurang istirahat," kata Siman usai lomba di Arena Akuatik Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Rabu.

"Mau datang lebih awal pun tidak bisa mencoba kolam karena ada dipakai perlombaan lain. Jadi sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi persiapan," Siman menambahkan.

Meski begitu, menurut Siman catatan waktu di PON Papua tidak buruk. "Target saya memang pada nomor 50 dan 100 gaya punggung karena di PON Jawa Barat juga meraih emas," ujar Siman.

Baca juga: Raina senang lalui PON terakhir saat regenerasi di Jabar berjalan baik

Pada perlombaan 50 meter gaya punggung putra, Siman mengalahkan wakil tuan rumah Papua Farrel Armandio Tangkas dengan catatan waktu 26,67 detik.

Sementara perunggu diraih Diwiki Anugrah dari DKI Jakarta dengan catatan waktu 26,77 detik.

"Untuk selanjutnya saya harus mempersiapkan lagi, berlatih lagi demi hasil yang lebih baik pada SEA Games Hanoi nanti," pungkas Siman.

Baca juga: Jawa Timur masih terbanyak dalam perolehan medali renang PON Papua

Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Fitri Supratiwi
Sumber: ANTARA