RRI

Hari Terakhir Gulat PON, Pertarungan Para Raja

14 Oktober 2021 09:25 WIB
Hari Terakhir Gulat PON, Pertarungan Para Raja

KBRN, Jayapura:  Perebutan tiga medali emas terakhir dari matras gulat, Kamis (14/10/2021) ini di GOR Head Sai, Merauke, dipastikan berlangsung seru. Dari tiga kelas gaya greco yang dipertandingkan, yakni kelas 87 kg, 97 kg dan 130 kg, akan tersaji duel di antara para pegulat berpengalaman yang sudah saling mengalahkan. Persaingan perebutan  medali akan terjadi di antara pegulat terbaik Jatim, Kaltim, Kalsel, DKI Jakarta dan tentu saja tuan rumah. 

Dari 15 kelas yang sudah dipertandingkan, Jatim sudah memastikan menjadi pengumpul medali terbanyak dengan perolehan 6 emas, 5 perak dan 1 perunggu. Dengan tiga kelas tersisa perolehan Jatim tidak akan terkejar oleh Kaltim, Jabar dan Kalsel yang sama-sama membendaharakan dua medali emas. 

Kaltim di urutan kedua dengan 2-2-5 medali, disusul Jabar 2-2-1, dan Kalsel 2-0-3. Berikutnya, Papua 1-0-2, Banten 1-0-0, DKI Jakarta 1-0-0, Sumbar 0-4-1, Jateng 0-1-0, Jambi 0-1-0,  dan Bengkulu 0-0-1. 

Empat provinsi belum memperoleh medali, yakni Bangka Belitung, Lampung, Sumut dan Sumsel. 

Persaingan Para Raja 

Tiga kelas terakhir dari gaya greco yang dipertandingkan hari ini bermaterikan "para raja" di kelasnya masing-masing.

Di kelas 87 kg, Papua akan mengandalkan Sumurung Siregar, yang tetap bertahan di kelas 87 kg. Sumurung, kelahiran Medan, disebut-sebut sebagai salah satu penguasa di kelas ini. Dia membawa pulang medali emas untuk Sumut pada PON XIX 2016, Bandung, Jabar. 

Kini, di Merauke, Sumurung Siregar tetap harus mewaspadai para seterunya. Termasuk M.Rudiansyah, pegulat andalan DKI Jakarta yang pernah mengalahkannya di Kejurnas 2017. 

Kandidat peraih emas lainnya adalah Lulut Gilang Saputra (Jatim), yang juara test-event pada 2017 yang menempatkannya dalam jajaran pegulat timnas untuk Asian Games 2018. 

Hendry Hidayat (Kaltim), juga dinilai berpeluang tampil ke podium pemenang mengingat jam terbangnya yang tinggi. 

Dua peserta lainnya,  Wardana Haris (Sumbar) dan Ferdinandus Tambuk (Kalsel), bisa membuat kejutan jika lawan-lawannya menganggap remeh mereka. 

Di kelas 97 kg, persaingan ketat akan terjadi di antara dua pegulat Kalimantan, yakni Ashar Ramadhan (Kaltim) M.Riska Adam W (Kalsel).  Ashar Ramadhani juga mantan timnas gulat Asian Games 2018.  

Keberadaan Agus Fajar (Jatim) bisa menjadi batu sandungan buat Riska Adam dan Ashar dalam perebutan medali emas.  Ada juga Senie Kristian (Jabar), yang peraih medali emas SEA Games 2019,  Manila, saat tampil di cabor sambo.  Doni Fannyla H (Sumbar) dan Frids B (Papua) bisa menjadi kuda hitam. 

Di kelas 130 kg, ada raja super berat, Papang Ramadhani (Kaltim). Anggota timnas gulat Asian Games 2018 adalah peraih medali emas dua PON terakhir, 2012 di Riau dan 2016 di Jabar. 

Papang bertekad untuk membuat hattrick. Tentu saja dia harus tampil all-out, mengingat lawan-lawannya juga tentu berambisi untuk berdiri di podium. Tak terkecuali Nur Rusli (DKI Jakarta). 

Nur Rusli yang PNS di Kemenpora itu mengakui sudah mempersiapkan dirinya secara maksimal menghadapi PON XX Papua ini. “Semoga dapat memberikan yang terbaik untuk DKI Jakarta mengingat ini penampilan terakhir saya di PON,” kata Nur Rusli, yang terus memperkuat DKI Jakarta sejak PON 2004, Palembang. 

“Saya akan berjuang keras untuk mengikuti keberhasilan Andika Sulaeman,” ujar Nur Rusli, yang memberikan dukungan penuh semangat saat Andika Sulaeman tampil di kelas 77 kg, Rabu (13/102021), dan sukses mempersembahkan medali emas pertama untuk DKI Jakarta. 

Tiga peserta lainnya, yakni Aditya Eka (Jabar), Axel Manuel (Jatim), dan Andrew Trido (Papua), juga tak bisa dipandang enteng, bisa saja membuat kejutan. 

Axel memberikan perlawanan keras  pada Papang saat mereka mereka bertemu di final Pra PON, November 2019 di GOR Otista, Jakarta. Papang harus bersusah payah untuk mengalahkan Axel.

Pewarta: Ririn
Editor: Nugroho
Sumber: RRI