KBRN, Timika: Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua akan segera berakhir. Event olahraga berskala nasional yang sudah mulai dihelat sejak awal bulan Oktober lalu ini sejauh ini berjalan dengan lancar. Ancaman gangguan keamanan di Papua yang sempat dikhawatirkan sejumlah pihak, tidak terbukti.
Alih-alih terjadi gangguan keamanan, masyarakat Papua justru antusias untuk menyambut para tamu dari provinsi-provinsi lain yang mengikuti sejumlah pertandingan dalam gelaran PON XX ini.
Maximus Gladiator Tipagau, seorang pengusaha asli Papua, kepada rri.co.id menjelaskan bahwa warga Papua adalah warga Indonesia yang turut bangga dengan kegiatan PON XX ini. Mereka menyambut baik para tamu yang datang ke Papua, khususnya ke Kabupaten Mimika.
“Papua bukan tempat orang yang berbahaya. Datanglah ke Papua, duduklah dengan orang Papua, makanlah dengan orang Papua. Papua adalah aman. Papua diberkati Tuhan juga,” ujar Maximus, Rabu (13/10/2021).
Pria yang berasal dari daerah gunung di Papua ini diketahui sangat peduli terhadap orang Papua. Maximus memiliki perusahaan bernama Yayasan Somatua, yang bergerak di bidang sosial, pendidikan dan pemberdayaan ekonomi warga Papua.
Maximus juga memiliki sebuah café, bernama Café Kamoro, yang berlokasi di Jalan Cendrawasih Timika. Di café ini, pengunjung tidak hanya bisa menikmati hidangan kopi khas Papua, Dingiso, tetapi juga ditampilkan sejumlah karya seni patung yang dibuat oleh warga suku Kamoro.
“Anda datang ke Papua, nikmati kopi Papua, dilayani (oleh) orang Papua. (Kita) bagi rejeki kepada mereka sedikit,” ungkap Maximus.
Lelaki yang dijuluki Gladiator Papua ini memang terkenal sangat peduli dengan masyarakat Papua. Dia mempekerjakan karyawan orang asli Papua, mulai dari barista, pelayan, hingga manajer café. Menurutnya, orang Papua mampu untuk berkarya, dan tidak kalah dengan orang dari provinsi lainnya.
“Biarkan orang Papua menjadi tuan di negerinya sendiri,” ungkap Maximus.
Tak lupa, Maximus berharap dengan adanya event PON ini, masyarakat yang datang ke Papua bisa merangkul warga asli Papua, dan berbagi rejeki, dengan membeli hasil karya warga, seperti patung buatan warga suku Kamoro, dan noken yang dihasilkan dari tangan mama-mama Papua.
Pewarta: Ellyani Ratnaningsih
Editor: Nugroho
Sumber: RRI