Maruli, yang terpilih sebagai Ketua Umum PB PJSI periode 2021-2026 lewat aklamasi, Minggu, menilai bahwa PON akan menjadi acuan yang sesuai karena seluruh judoka nasional bisa memperlihatkan kemampuannya setelah dipaksa absen bertanding akibat pandemi COVID-19.
"Dalam waktu dekat ada PON, nanti hasilnya bagaimana akan dievaluasi untuk kemudian disesuaikan dengan program lanjutan. Targetnya ke ajang internasional, termasuk SEA Games," kata Maruli saat ditemui setelah Munas PB PJSI di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Maruli Simanjuntak terpilih sebagai Ketua Umum PB PJSI 2021-2026
PB PJSI akan menyiapkan tolak ukur untuk mempelajari hasil capaian para judoka, sehingga punya gambaran dan perencanaan terbaik sebelum beranjak menuju ajang internasional.
Disebutkan bahwa ajang judo nasional dan internasional di tahun lalu banyak yang dibatalkan, sehingga mengurangi jam terbang atlet. Oleh karenanya pelaksanaan PON sangat membantu atlet untuk tetap mengasah performa.
"Sebetulnya sudah banyak agenda dan kalender Judo, tapi karena pandemi jadi banyak yang tertunda, misalnya Kartika Cup.
Meski ada keterbatasan tapi perlahan mulai meningkat," ungkapnya.
Baca juga: PB PJSI tunjuk Erliyanto sebagai wasit di PON XX Papua
Judoka Indonesia sebelumnya mencatatkan prestasi membanggakan dengan menjadi juara umum dua kali berturut-turut di SEA Games Singapura 2015 dan Kuala Lumpur 2017.
Indonesia menyabet empat medali emas, satu perak, dan dua perunggu di Singapura. Sementara di Malaysia, Indonesia mendapat dua emas, serta masing-masing satu perak dan perunggu.
Maruli berharap capaian itu bisa kembali diamankan Indonesia di SEA Games Vietnam tahun depan.
"Targetnya bisa mempertahankan gelar juara umum seperti di SEA Games 2017 di Kuala Lumpur. Mudah-mudahan keberhasilan yang sudah dicapai paling tidak bisa dipertahankan. Nanti akan saya pelajari lagi program-program peningkatan yang sudah berjalan," pungkasnya.
Baca juga: Dapat wildcard, Aceh kirim tiga atlet ke PON Papua
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Teguh Handoko
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).