Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan bahwa KTT ke-42 Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang dijadwalkan pada 9-11 Mei 2023 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, akan dihadiri oleh pemimpin dari delapan negara anggota.
Selain itu, Sekretaris Jenderal ASEAN dan Perdana Menteri Timor Leste juga akan turut hadir dalam KTT.
“Sesuai keputusan para leaders, Myanmar tidak diundang pada level politik. Perdana Menteri Thailand menyatakan tidak dapat hadir mengingat pemilu di Thailand akan dilakukan pada 14 Mei, dan beliau mengutus Deputi Perdana Menteri untuk menjadi utusan khusus Perdana Menteri Thailand,” kata Retno dalam pengarahan pers di Jakarta, Jumat.
Sejauh ini, Indonesia sebagai ketua ASEAN telah mencatat 776 delegasi dan 400 wartawan yang akan menghadiri KTT ASEAN.
Pertemuan puncak pada 10-11 Mei 2023, akan didahului berbagai rangkaian pertemuan di tingkat pejabat tinggi, duta besar, dan menlu ASEAN sejak 8 Mei 2023.
Sebelum rangkaian tersebut dimulai, terdapat juga pertemuan untuk membahas tiga pilar utama ASEAN yaitu politik keamanan (APSC), ekonomi (AEC), dan sosial budaya (ASCC).
Menlu Retno menyebut KTT ASEAN mendatang akan terdiri dari delapan pertemuan, yang tujuh di antaranya dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni Sesi Pleno, pertemuan dengan wakil-wakil dari ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA), ASEAN Youth, ASEAN Business Advisory Council (ABAC), High-Level Task Force on ASEAN Community Post-2025 Vision (HLTF-ACV), sesi retreat KTT, serta KTT ke-15 Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT).
Sementara satu pertemuan lainnya yaitu KTT ke-15 Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA), secara rotasi akan dipimpin oleh Perdana Menteri Malaysia.
“Selain KTT, pada 9 Mei Bapak Presiden (Jokowi) juga akan melakukan pertemuan bilateral. Sejauh ini yang sudah ada di program kita adalah pertemuan dengan Vietnam, Laos, Timor Leste, dan Malaysia,” ujar Retno.
Sementara pada tingkat menlu, terdapat tiga pertemuan yang telah dijadwalkan yaitu, pertama, AMM yang membahas pembangunan komunitas ASEAN, tindak lanjut review dari kesepakatan leaders mengenai implementasi Konsensus Lima Poin untuk Myanmar, dan kerja sama dengan para mitra.
Kedua, para menlu akan mengikuti Pertemuan ke-25 APSC terkait pilar politik keamanan yang khusus untuk Indonesia, akan dipimpin bersama oleh Menkopolhukam dan Menlu, sementara untuk negara ASEAN lainnya pesertanya adalah menlu.
Ketiga adalah Pertemuan ke-33 ASEAN Coordinating Council (ACC) di mana para menlu akan membahas di antaranya mengenai penguatan kapasitas ASEAN dan peta jalan Timor Leste.
Di bawah keketuaan Indonesia tahun ini, berbagai pertemuan termasuk KTT ASEAN diharapkan menghasilkan sejumlah dokumen yaitu Chair Statement, Visi ASEAN pasca 2025, penguatan kapasitas ASEAN, keanggotaan penuh Timor Leste, penanggulangan perdagangan orang, pelindungan pekerja migran, pelindungan pekerja perikanan, kerja sama bidang kesehatan, pembentukan jejaring desa, ekosistem kendaraan listrik, serta konektivitas pembayaran di kawasan.
“Jadi itu adalah isu atau dokumen yang saat ini sedang dinegosiasikan oleh negara anggota ASEAN,” kata Menlu Retno.
Baca juga: Menlu: KTT ke-42 ASEAN berupaya lebih keras memperkuat kawasan
Baca juga: RI sebagai Ketua ASEAN terus jembatani perbedaan di Myanmar
Baca juga: Menlu Retno: KTT ASEAN jadi ajang promosi Labuan Bajo
Sumber: ANTARA