Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Bengkulu Atisar Sulaiman menyebutkan target medali emas itu dipasang untuk cabor tenis lapangan, angkat besi dan binaraga.
"Jika target medali emas itu bisa didapatkan, maka Provinsi Bengkulu mementahkan kutukan selama hampir 12 tahun atau tiga kali PON berturut-turut tidak mendapatkan medali emas," kata Atisar di Bengkulu, Senin.
Menurut dia, penetapan target medali emas di tiga cabor tersebut cukup beralasan, mengingat ketiga cabor itu kerap menyumbang medali emas bagi Provinsi Bengkulu di berbagai ajang olahraga.
Baca juga: Sejumlah atlet elite bersiap hadapi PON XX Papua
Baca juga: Panpel: PON bentuk karakter atlet berkelas dunia
Salah satunya, sambung dia, ketiga cabor itu sama-sama menyumbangkan medali emas untuk Provinsi Bengkulu pada Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) se-Sumatera pada 2019 lalu.
"Kita optimis bisa meraih medali emas di PON Papua mendatang. Persiapan atlet terus dimatangkan, dan kita tidak mau mengulang peristiwa di PON Riau lalu dimana Bengkulu nihil medali emas dan berada di peringkat 32 dari 34 provinsi," ucap Atisar.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan Provinsi Bengkulu akan mengirimkan 27 atlet untuk bertarung di 13 cabor pada PON XX di Papua mendatang, di antaranya angkat besi, muaythai, tenis lapangan, atletik, gulat, tinju, billiar, kempo, panjat tebing, karate, silat dan bulu tangkis.
Selain menargetkan medali emas di cabor tenis lapangan, angkat besi dan binaraga, Provinsi Bengkulu juga memiliki beberapa atlet unggulan yang berpotensi mendulang medali emas di cabang lainnya, yakni muaythai dan tinju.
"Di luar atlet, kita juga berangkatkan 15 orang sebagai ofisial, sehingga total kontingen Bengkulu terdiri dari 64 orang, termasuk pihak keamanan yang juga diikutsertakan," ungkap Atisar.
Baca juga: Pengprov PASI Jambi targetkan emas PON Papua lewat nomor jalan cepat
Baca juga: Pendaftaran Eksibisi Esport PON Papua resmi dibuka
Baca juga: IMI Sulut targetkan medali emas di PON Papua
Pewarta: Carminanda
Editor: Rr. Cornea Khairany
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).