Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkapkan tiga langkah konkret untuk menjaga tren peningkatan perdagangan barang dan jasa di antara negara anggota ASEAN.
“Pertama, kita perlu meng-upgrade perjanjian perdagangan di ASEAN untuk memastikannya tetap relevan, modern dan lebih responsif terhadap perkembangan regional dan global,” katanya saat memberikan sambutan dalam pembukaan ASEAN Business and Investment Summit (ABIS) di Jakarta, Minggu.
Mendag Zulhas, sebagaimana ia kerap disapa, mengatakan langkah kedua, yaitu mengkaji ulang dan meng-upgrade perjanjian perdagangan ASEAN+1 sedari awal, juga mengeksplorasi perjanjian perdagangan bebas yang baru dengan mitra strategis lainnya.
“Ketiga, kita juga perlu memulai negosiasi perjanjian kerangka ekonomi digital untuk tahun ini,” katanya.
Zulhas mengatakan kolaborasi ASEAN sangat berdampak signifikan terhadap kinerja perdagangan. Ia menyebut pertumbuhan perdagangan Indonesia bahkan tercatat tumbuh rata-rata hampir 20 persen dengan sejumlah negara ASEAN seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand.
Ia berharap kinerja perdagangan akan semakin melejit dengan diterapkan digitalisasi ekonomi di kawasan tersebut.
“Nah kita berharap soal waktu saja ASEAN ini di bidang perdagangan akan jadi satu dengan digitalisasi sekarang ini. Apakah tarifnya, bea cukainya, bahkan ditargetkan 1-2 tahun ini kita sudah paperless jadi satu. Belum lagi di bidang-bidang lain. Misal, standardnya sama mengenai kesehatan, arsitek dan lainnya, juga jasa kita nanti jadi satu kesatuan,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Zulhas menegaskan, kolaborasi menjadi kunci utama yang dibutuhkan untuk memperkuat kerja sama antara pemerintah dengan sektor swasta untuk membuat ASEAN menjadi pusat pertumbuhan, bukan hanya di sektor ekonomi, tetapi juga di bidang politik dan sosial budaya.
Baca juga: Arsjad Rasjid: Investasi dan perdagangan urat nadi perekonomian ASEAN
Baca juga: ASEAN-BAC: investasi dan perdagangan urat nadi perekonomian ASEAN
Sumber: ANTARA