ANTARA

  • Beranda
  • Berita
  • MIND ID di AIPF 2023 jelaskan soal pengembangan ekosistem baterai EV

MIND ID di AIPF 2023 jelaskan soal pengembangan ekosistem baterai EV

6 September 2023 15:20 WIB
MIND ID di AIPF 2023 jelaskan soal pengembangan ekosistem baterai EV
Direktur Keuangan MIND ID Akhmad Fazri (kedua kiri) didampingi Chief Commercial Officer of DP World Jeanie Tan (kedua kanan), Vice President, Head of Future Business Group, Hyundai Motor ASEAN HQ Sang Hoon Yoon (kanan), dan CEO Suncable Indonesia yang juga moderator Tim Anderson (kiri) berfoto bersama usai menyampaikan paparan tema Infrastruktur Ramah Lingkungan dan Rantai Pasokan yang Tangguh pada diskusi panel II Rantai Pasokan yang Tangguh : Indo-Pasifik sebagai Pusat Produksi yang Strategis Industri (Termasuk EV dan Baterai) pada hari kedua ASEAN-INDO-Pacific Forum (AIPF) di Jakarta, Rabu (6/9/2023). ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/Harviyan Perdana Putra/foc.

Mining Industry Indonesia (MIND ID) selaku Holding BUMN industri pertambangan di Indonesia dalam Forum ASEAN-Indo-Pasifik (AIPF) 2023 memaparkan soal pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia.

"Kalau untuk hilirisasi sebenarnya kami prioritaskan ekosistem. Kami harus membangun ekosistem baterai EV di Indonesia," ucap Direktur Keuangan MIND ID Akhmad Fazri saat menjadi pembicara dalam forum tersebut di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan bahwa Indonesia memiliki banyak komoditas yang tersedia untuk mendukung pengembangan baterai EV seperti nikel dan tembaga.

"Kami punya nikel, lalu ada tembaga dengan adanya hilirisasi dan peningkatan pengolahan di Indonesia. Jadi, Indonesia kaya akan sumber daya alam, kami akan memanfaatkan sumber daya alam untuk membangun salah satu ekosistem baterai kendaraan listrik," ucapnya.

"Kami akan memanfaatkan sumber daya alam dari hilir dan kemudian membangun kemampuan untuk mendukung ekosistem baterai kendaraan listrik," kata dia menambahkan.
​​​​
MIND ID, kata dia, juga telah menargetkan mengurangi emisi karbon hingga 25 persen dalam 5-10 tahun ke depan.

Sebelumnya, Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan MIND ID ditugaskan pemerintah untuk mengelola dan melakukan hilirisasi sumber daya mineral mineral serta menjadi bagian dalam transisi energi, dengan menjaga rantai pasok komoditas yang dihasilkan dari mineral kritis, yang merupakan bahan baku dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT).

Oleh karena itu, menurut dia, tantangan yang ada dalam pengelolaan mineral kritis harus bisa dijadikan peluang besar untuk mewujudkan ketahanan energi ke depan.

"Dalam menghadapi tantangan geografis dan teknologi dari mineral kritis dan ekonomi sirkular untuk ekstraksi total, kolaborasi dan atau aliansi negara-negara yang kaya akan mineral dan teknologi diperlukan untuk membangun industri energi bersih yang tangguh dan berkelanjutan," ujar Hendi.


Baca juga: Indonesia ditargetkan jadi negara industri baterai kendaraan terbesar
Baca juga: BRIN sebut produksi baterai jadi kunci capai target netralitas karbon


Sumber: ANTARA