Hal tersebut ditetapkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-24 ASEAN-Republik Korea sebagai rangkaian acara dari KTT Ke-43 ASEAN.
“Namun, transisi energi dan transformasi digital butuh investasi dan transfer teknologi yang tidak sedikit, sehingga dibutuhkan kolaborasi dan kemitraan untuk mewujudkannya,” kata Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri KTT Ke-24 ASEAN-Republik Korea di Jakarta, Rabu.
Presiden Jokowi menyampaikan ASEAN harus mengurangi 78 persen sumber energi fosil. Serta pada saat yang sama, ASEAN juga mempunyai potensi besar dalam pertumbuhan ekonomi digital yang mana dalam satu dekade ke depan, ekonomi digital ASEAN diproyeksikan mencapai 1 triliun dolar AS.
Selain itu melalui KTT Ke-24 ASEAN-Republik Korea, turut didorong beberapa fokus area kerja sama komprehensif seperti upaya digitalisasi dan pengembangan sumber daya manusia (SDM), fasilitasi perdagangan dan investasi, hingga pengembangan infrastruktur dalam transformasi hijau.
Baca juga: Kemenko: ACE-YS 2023 optimalkan peluang industri kreatif-digital Asia
Baca juga: Kemenko Marves gelar Indonesia Sustainability Forum awal September
Pada kesempatan yang sama, Presiden Republik Korea Yoon Suk Yeol menyampaikan komitmennya untuk meningkatkan dukungan ke kawasan melalui platform ASEAN, Mekong River, dan Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippine East Asia Growth Area (BIMP-EAGA).
Ia juga mengumumkan dukungan sebesar 30 juta dolar AS dalam lima tahun ke depan guna mendorong transformasi digital kawasan ASEAN.
Inisiatif lain dari Republik Korea yakni melalui Korea-ASEAN Solidarity Initiative (KASI) sebagai strategi Indo-Pasifik kedua pihak untuk mempromosikan sentralitas ASEAN guna menjaga stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Jokowi mengapresiasi dukungan dari Republik Korea. Ia menilai bahwa kemitraan masa depan antara ASEAN dan Republik Korea hanya bisa dicapai jika stabilitas kawasan dapat dijaga serta sikap saling percaya dan keinginan bekerja sama ditingkatkan
“Kemitraan masa depan hanya akan bisa dicapai jika stabilitas kawasan dijaga, jika tensi dan rivalitas diturunkan, jika strategic trust dipertebal, dan jika habit of cooperation ditingkatkan. Ini merupakan tanggung jawab kita semua yang berada di kawasan Indo-Pasifik,” pungkasnya.
Baca juga: Indonesia pastikan ASEAN jadi pusat pertumbuhan di kawasan
Baca juga: Indonesia ajak anggota ASEAN bahas Visi ASEAN Pasca 2025
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).