"Dalam kesempatan ini, saya mau menyampaikan ada business matching, itu dihadiri sekitar kurang lebih 185 investor internasional dan domestik," kata Rosan saat konferensi pers The ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) Day 2 di Balai Sidang Jakarta (JCC), Rabu.
Ia mengatakan business matching yang dilaksanakan tersebut meliputi beberapa sektor, di antaranya renewable energy, pengembangan green hydrogen, green ammonia, refinery alumina, battery value chain serta infrastruktur jalan tol dan pelabuhan.
Adapun, kata dia, sektor-sektor yang menjadi fokus strategis nasional, yakni energi, minyak, dan gas (lima proyek), jalan tol (sembilan proyek), pelabuhan (lima proyek), kesehatan (enam proyek), pupuk (tiga proyek), infrastruktur (10 proyek), turis (sembilan proyek), dan electric vehicle (EV) ecosystem and value chain (tiga proyek).
"Walaupun EV ecosystem and value chain hanya tiga proyek tetapi ternyata minatnya sangat-sangat tinggi. Kebetulan saya ke sana juga dan dilaporkan juga bahkan yang datang kapasitasnya tidak mencukupi lebih dari 45-50 orang di dalam ruangan yang disediakan per industri itu," ungkap Rosan.
Namun, ia belum dapat menginformasikan lanjut berapa total nilai seluruh proyek yang ditampilkan dalam business matching tersebut.
Adapun, beberapa investor yang hadir itu terdiri atas global investor, yakni ACWA (Arab Saudi), EDF Energy (Prancis), Kepco (Korea Selatan), Ignis (Spanyol), China Railway Corporation (China), Sinohydro (China), China State Construction Engineering (China), Siemens (Jerman), Inpex Geothermal (Jepang), British Columbia (Kanada) and Actis (Inggris).
Sementara, investor Indonesia, yakni PT Astra Infrastruktur, PT Amman Mineral Tbk, dan PT Dian Swastatika Sentosa. Perbankan internasional, di antaranya AIIB (multilateral bank), Standard Chartered, Sumitomo (SMBC), dan Commerzbank.
Kemudian, perbankan domestik, yakni PT Bank Mandiri Tbk, Bank Permata, Bank SBI Indonesia, Bank CCB Indonesia, dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
Selain itu, Kementerian BUMN juga mencatat beberapa proyek strategis yang ditampilkan pada business matching tersebut sedang dalam tahap pencarian investor strategis dan investor finansial yang dikurasi dari beberapa BUMN di Indonesia seperti Pertamina, MIND ID, Pupuk Indonesia, PLN, Pelindo, Jasa Marga, dan InJourney.
Kemudian, Bappenas yang dapat menjadi platform untuk membantu percepatan investasi untuk beberapa proyek infrastruktur seperti proyek jalan tol ruas Demak-Tuban, Tuban-Gresik, Tasikmalaya-Gedebage-Ciamis serta proyek SPAM Jatiluhur.
Selain itu, beberapa negara ASEAN yaitu Brunei, Myanmar, Thailand, Malaysia, dan Filipina mempresentasikan proyek potensial di sektor telekomunikasi dan infrastruktur/bandara.
"Harapannya memang ini dapat memperkuat hubungan tidak hanya ekonomi tetapi juga geopolitik di antara negara-negara ASEAN dan tentunya Indo-Pasifik sesuai dengan visi ASEAN 2023 itu menjadikan ASEAN Epicentrum of Growth," kata Rosan.
Baca juga: Kadin: Nilai transaksi digital ASEAN capai 1 triliun dolar AS di 2025
Baca juga: ASEAN-Korea jalin kemitraan melalui transisi energi dan digitalisasi
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).