"Sejauh ini, tidak ada kendala dengan kondisi geografis, malah sepertinya semesta mendukung," kata Philips saat dihubungi ANTARA dari Padang, Senin.
Menurut dia, berdasarkan informasi yang diterima, untuk nomor cross country di sana memiliki lajur yang tidak panjang alias terbatas dan jalur itu tidak cocok untuk alat yang canggih.
"Sumbar memiliki pesawat yang biasa dan cocok untuk jalur tersebut," ujar Philips.
Baca juga: Tim gantole Sumbar bertekad pertahankan dua emas di PON Papua
Sementara terkait pesaing Sumbar, di antaranya Jawa Barat, Jawa Timur dan DKI Jakarta, dinilai merupakan daerah yang lebih kaya dan memiliki pesawat yang baru dan lebih canggih.
"Kecanggihan itu mulai dari kualitas rangka, kain dan teknologinya. Kita belum mampu untuk membeli alat itu," tutur Philips.
Lebih lanjut, ia mengatakan tim gantole Sumbar akan mengikuti nomor mendarat cepat dan cross country yang diprediksi mampu mendulang emas.
"Atlet sudah berlatih keras dan percaya diri untuk menampilkan yang terbaik," ungkap Philips.
Saat ini, ia mengungkapkan kontingen gantole Sumbar tengah dalam perjalanan menuju Papua, dan mereka akan berlaga di Kabupaten Jayapura mulai 24 September hingga 5 Oktober 2021.
Ada empat atlet yang lolos ke PON Papua melalui jalur Pra PON dan Kejurnas 2020, yaitu NSR Yalatif, Khaidir Anas, Rijalul Fathani dan Syahroni.
"Semoga kita bisa mencapai target dua emas, seperti yang ditargetkan KONI Sumbar," harap Philips.
Baca juga: Sumbar siapkan anggaran Rp9 miliar untuk bonus atlet di PON Papua
Baca juga: Wagub Sumbar lepas kontingen pertama berangkat ke Papua
Baca juga: Asa Sumbar raih 16 emas di PON Papua
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Rr. Cornea Khairany
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).