Oleh karena itu, saat ini ia terus meningkatkan intensitas latihan di pemusatan latihan yang berlokasi di GOR Sempaja, Samarinda, Kalimantan Timur.
"Saat ini fokus latihan di Samarinda, semua atlet angkat berat di Kaltara," kata Hardi saat dihubungi dari Tarakan, Kalimantan Utara, Senin.
Hardi akan turun di kelas 120kg, dan ia terus berlatih dengan jadwal sehari dua kali, yakni pada pagi hari pukul 08.00-11.00 WITA dan sore hari pada pukul 16.00-18.00 WITA.
Baca juga: KONI Kaltara targetkan enam emas pada PON XX Papua
Selain itu, atlet kelahiran Sandakan, Malaysia tahun 1990 ini juga mengatur pola makan dan waktu istirahatnya.
Sebelum dilakukan pemusatan latihan, Hardi yang berasal Tarakan itu berlatih di Stadion Datu Adil, Tarakan.
Sudah delapan tahun petugas keamanan di kantor PT Telkom, Tarakan itu menekuni olahraga angkat berat, dan banyak medali yang ia raih, mulai dari angkat berat junior.
"Terakhir, medali perunggu didapat dari Pra PON pada 2019, setelah itu karena pandemi, tidak ada lagi kejuaraan," ujar Hardi.
Pada PON Papua nanti, ia ditargetkan untuk memperbaiki peringkatnya saat ini, yang meraih perunggu di Pra PON.
Baca juga: Gubernur Kaltara ingatkan KONI bahas strategi pemenangan PON XX
Dia pun mengungkapkan semua atlet angkat berat yang berlaga di PON kali ini menonjol, namun yang harus diwaspadai adalah atlet angkat berat dari Jawa Barat.
"Lumayan menonjol (atlet) dari Jawa barat, hal ini patokan dari Pra Pon 2019. Belum tahu perkembangannya selama TC (Training Center) ini diundur, harusnya setahun setelah Pra PON," ungkap Hardi.
Pada cabang olahraga angkat berat, kontingen Kaltara menurunkan lima atlet yang terdiri tiga putri dan dua putra.
Atlet putri akan turun di kelas 47kg, 57kg dan 84kg, sedangkan atlet putra turun di kelas 120kg dan 120+ kg.
Cabang angkat berat merupakan salah satu yang ditargetkan KONI Kaltara untuk meraih emas pada PON XX di Papua.
Baca juga: KONI Kaltara ikuti 12 cabang olahraga pada PON di Papua
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Rr. Cornea Khairany
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).