"Untuk target PON tahun ini, Insya Allah meraih emas. Mudah-mudahan target itu bisa terpenuhi," katanya di Medan, Selasa.
Target yang dipasang gadis yang memiliki tinggi 168 cm dan berat 63 kg itu tentunya realistis, mengingat anak bungsu dari tiga bersaudara itu ingin meningkatkan prestasi dari PON sebelumnya tahun 2016 di Jawa Barat dengan raihan perunggu.
Saat ini perempuan kelahiran 17 Februari 1996 itu terus mengasah jurus-jurusnya selama pelatda. Pendekar asal perguruan Walet Putih ini merupakan satu-satunya atlet asal Kota Medan dari 9 atlet yang tergabung di kontingen Sumut.
Baca juga: Sumut andalkan cabor bela diri di PON Papua
Terkait lawan yang perlu diwaspadai, ia mengaku semua sama, hanya saja bagaimana kesiapan seorang pesilat selama "bertarung" di arena dan jangan sampai lengah.
"Gak ada yg perlu terlalu diwaspadai pada pertandingan nantinya, hanya saja setidaknya 50 persen kita bisa membaca permainan lawan-lawan yang dihadapi, bisa kita lihat melalui youtube dan banyak try out-try out yang dilaksanakan. Dari situ bisa belajar antisipasi atau yang lebih penting mempertajam senjata kita sendiri," katanya.
Rahma bersama rombongan akan berangkat ke Papua pada 2 Oktober dan akan bertanding pada 6-12 Oktober mendatang. Rahma akan bertarung di kelas D Putri (60-65 kg).
"Saya mohon doa masyarakat Sumut, khusus keluarga besar IPSI Kota Medan dan perguruan Walet Putih sehingga memperoleh hasil maksimal berupa keping emas dapat terwujud," kata penyandang sabuk coklat itu.
Baca juga: DIY bertekad perbaiki perolehan medali silat pada PON Papua
Baca juga: Silat Kaltim andalkan mantan atlet nasional raih emas
Baca juga: Sultra siapkan bonus Rp100 juta untuk atlet pencak silat peraih emas
Pewarta: Juraidi
Editor: Irwan Suhirwandi
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).