Pemuda yang baru lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Suwawa itu, akan berkompetisi pada nomor lomba renang gaya bebas jarak 100 meter.
Bagi putra pasangan Mushonnif Bau dan Hesty Igir itu, kolam renang adalah tempatnya bermain setiap hari.
Bahkan, ayahnya sendiri merupakan pelatih Shandy dalam menghadapi PON pada Oktober 2021 nanti.
“Saya bisa berenang sejak usia lima tahun. Bapak saya juga seorang pelatih renang, jadi hampir setiap hari saya juga ikut latihan renang,” kata pria yang akrab dipanggil Shandy itu saat ditemui ANTARA di Kolam Renang Lahilote Kota Gorontalo.
Baca juga: Gorontalo utus atlet sembilan cabang olahraga PON XX
Kecintaannya pada olahraga air tersebut, telah mengantarkannya pada sederet prestasi di tingkat nasional.
Beberapa prestasi yang dicapainya adalah medali emas dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) antar klub se-Indonesia, serta medali perak dalam kejurnas antar sekolah olahragawan.
Menurutnya renang merupakan olahraga yang memiliki banyak keunggulan, yang tidak dimiliki jenis olahraga lain.
“Misalnya renang dapat menjadi terapi bagi orang yang mengalami penyempitan syaraf. Banyak alasan saya untuk mencintai lahraga ini,” katanya.
Pelatih renang Gorontalo untuk PON Papua, Mushonnif Bau mengungkapkan sejauh ini persiapan yang dilakukan oleh Shandy sudah matang.
“Latihannya sudah bagus. Pada latihan terakhir, waktu tempuhnya juga terus berkurang dibanding pada latihan-latihan sebelumnya,” ungkapnya.
Ia berharap Provinsi Gorontalo dapat meraih medali emas dalam pesta olahraga nasional itu, agar perkembangan renang di daerah tersebut terus melaju.
Baca juga: Silfana Mahmud dan olahraga muay thai pilihannya
Baca juga: Gorontalo andalkan Silvana Lamanda untuk raih medali di PON Papua
Baca juga: ESI Provinsi Gorontalo raih tiket ekshibisi PON Papua
Pewarta: Debby H. Mano
Editor: Irwan Suhirwandi
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).