Kepada ANTARA di Jakarta, Selasa, Harlin mengatakan langkah tersebut dilakukan sebagai upaya menjaring atlet-atlet muda potensial yang belum mendapat kesempatan tampil dalam pesta olahraga terbesar di Tanah Air tersebut.
Lebih dari itu, kata Harlin, sekaligus dalam persiapan menghadapi SEA Games Hanoi, Vietnam yang ditunda hingga tahun depan dan juga Asian Games 2022 di Hangzhou, China yang dijadwalkan bergulir pada 10-25 September 2022.
Namun untuk bisa menggelar kejuaraan berskala nasional, PRSI akan melihat terlebih dahulu melihat situasi dan kondisi pandemi COVID-19.
"Kalau misalnya keadaan membaik, kami membuka kemungkinan menggelar kejuaraan skala nasional pada Desember 2021," kata Harlin.
Baca juga: PRSI: PON Papua acuan promosi dan degradasi pelatnas renang Indonesia
"Tetapi belum pasti, karena belum tahu PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dan COVID-19 itu seperti apa. Apabila tak memungkinkan, mungkin baru tahun depan event bergulir, sebelum SEA Games," dia menambahkan.
Harlin juga menyebut bahwa belum ada kepastian terkait jadwal baru SEA Games Hanoi yang semula dijadwalkan bergulir 21 November-2 Desember 2021.
Meski demikian, sambung Harlin, persiapan harus tetap dilakukan. "Tahun depan yang masih dalam jadwal adalah Asian Games 2022 (10 hingga 25 September 2022). Jadi tahun depan kami akan melihat kondisinya untuk menghidupkan kembali kejuaraan nasional," ujar Harlin.
Menurut Harlin, menyelenggarakan kejuaraan berskala nasional di tengah pandemi memiliki tantangan tersendiri. "Namun pembinaan atlet harus tetap dilakukan," katanya.
"Seleksi untuk pelatnas kami lakukan terakhir pada Desember 2019. Selama tahun 2020 hingga 2021 ini pasti akan muncul atlet-atlet baru potensial. Saya yakin pasti ada dari mereka yang kapasitasnya sudah bisa masuk tim nasional," kata Harlin.
Baca juga: Pemerintah berharap pengurus baru PRSI tingkatkan prestasi akuatik
Baca juga: Kepengurusan baru PRSI hadapi tantangan yang tak mudah
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Irwan Suhirwandi
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).