Hingga menjelang keberangkatannya ke PON XX Papua, Reza mengaku masih belum mempunyai baju untuk tanding sehingga membuat ia pesimistis soal medali.
"Kini pelatih saya, Natalis Apay, masih terus berusaha untuk mencari tambahan dana untuk memenuhi kebutuhan utama para lifter Jambi," kata Reza di Jambi, Rabu.
Dijumpai ketika berlatih di Gedung Pabbsi Jambi di Kotabaru, Reza mengatakan pentingnya baju tanding tersebut. Baju itu dinilai dapat mempengaruhi sekitar 45-50 persen terhadap gaya angkat.
Baca juga: Pemberangkatan kontingen Jambi ke PON XX Papua dilakukan bertahap
Baju tanding yang kini ia miliki pun sudah tidak layak dan tidak memungkinkan untuk dipakai lagi pada PON Papua. Selain karena rusak dan robek di sana sini, kondisinya juga sudah usang.
"Kalau perlengkapan lain, seperti sabuk, pengikat lutut sampai sepatu tidak apa-apa saya pakai yang lama. Tapi kalau baju harus baru, sebab yang lama sudah tidak layak pakai dan kekecilan," ujar Reza.
"Sementara kalau baju tidak sesuai badan, risiko cedera sangat besar," tambah peraih medali perak pada Kejurnas sekaligus babak Prakualifikasi PON 2019 lalu itu.
Selain permasalahan baju tanding, ia mengungkapkan dana suplemen dan makan para atlet juga semakin minim, namun para lifter Jambi harus tetap fokus berlatih untuk meraih medali. Apalagi mengingat Gubernur Jambi menjanjikan karier sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) kepada atlet-atlet peraih medali emas di PON Papua.
Baca juga: Lifter muda Jambi Juliana Clarissa diharapkan sumbang emas PON Papua
Di level nasional, nama Reza sudah disegani seniornya, salah satunya, yaitu Asep asal Jawa Barat yang juga sudah cukup berumur untuk ukuran atlet angkat berat dan tengah mengalami cedera lutut. Peluang inilah yang akan dimanfaatkan Reza di PON Papua nanti.
"Selisih total angkatan saya dan peringkat pertama hanya 30kg. Saya yakin dengan saya tetap fokus berlatih, saya bisa memberikan yang terbaik," ungkap Reza.
Ia menambahkan selain Asep, Dedi dan Bagus, lifter Jatim dan Kaltim juga patut diwaspadai, terlebih dari segi usia, hanya Reza yang paling muda.
Namun di usianya yang masih 25 tahun, Reza optimistis dapat memberikan prestasi yang lebih baik untuk Jambi dan Indonesia, baik di level nasional maupun internasional.
Baca juga: Gubernur Jambi janjikan atlet berprestasi diangkat jadi PNS
Baca juga: KONI Jambi janjikan hadiah uang untuk semifinalis PON Papua
Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: Rr. Cornea Khairany
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).