KBRN, Jakarta: Panglima TNI Laksama TNI Yudo Margono mengatakan, banyak pihak yang ingin TNI-Polri tidak netral pada Pemilu 2024. Sampai perhelatan Pemilu 2024 selesai, diharapkannya TNI dan Polri tidak goyang kanan-kiri atau terlibat politik praktis.
"Pasti melihat TNI-nya bagaimana, Polri-nya bagaimana, kalau TNI-Polri mulai goyang sana, goyang sini, masyarakat ikut juga nanti. Yang ingin mengganggu banyak, yang ingin netralitas TNI-Polri bubar, juga banyak, maka kuncinya adalah netralitas, soliditas," kata Yudo dalam keterangan persnya, Kamis (2/11/2023).
Yudo menegaskan, jajaran TNI-Polri harus menjaga komunikasi, solid, dan kompak pada Pemilu 2024. Jajaran pejabat TNI-Polri dari tingkat bawah sampai atas harus bekerja sama menjaga atmosfer pemilu.
"Para Satkowil ini tentunya bagaimana kita bersinergi yang baik, solid sesuai dengan tanggung jawabnya tentunya, saling menghargai. Saling menghormati, tentunya kita memiliki tugas pokok dan wewenang masing-masing, sehingga di daerah saya lihat sudah semuanya solid," ucap Yudo.
"Sudah sinergi, tolong dipertahankan, apalagi di Satkowil, sering-seringlah berkomunikasi, berkoordinasi. Karena, tidak bisa sinergitas TNI-Polri itu hanya di pampang di baliho saja.”
Lanjutnya, Yudo menegaskan, TNI berpegang teguh pada Peraturan Perundang-Undangan. Seperti diamanatkan Undang-Undang RI No. 34 tahun 2004.
"Salah satu Tugas Pokok TNI, membantu tugas Pemerintah di daerah dan membantu Polri dalam rangka tugas Kamtibmas. TNI harus bersikap netral sesuai UU RI No. 34 tahun 2004, UU RI No. 10 tahun 2016 dan UU RI No.7 tahun 2017," ujar Yudo.
Sebelumnya, TNI-Polri menggelar acara Apel Kasatwil Tahun 2023. Apel itu mengangkat tema 'Penguatan Kepemimpinan Polri Yang Presisi Guna Mengamankan Tahapan Pemilu dan Agenda Nasional Tahun 2024 Dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Maju'.
Pewarta: Dedi Hidayat
Editor: Mosita
Sumber: RRI