RRI

  • Beranda
  • Berita
  • Pernyataan Politik Menag Dapat Dukungan GP Ansor Banten

Pernyataan Politik Menag Dapat Dukungan GP Ansor Banten

3 Oktober 2023 03:30 WIB
Pernyataan Politik Menag Dapat Dukungan GP Ansor Banten
Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Banten, Ahmad Nuri, mendukung pernyataan Menteri Agama soal imbauan untuk tidak memilih calon pemimpin yang menggunakan agama untuk kepentingan politik pada Pemilu 2024 mendatang (Foto: RRI/Saadatuddaraen)

KBRN, Banten: Pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas soal imbauan tidak memilih pemimpin yang menggunakan agama untuk kepentingan politik, mendapat dukungan. Kali ini berasal dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor Banten.

Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Banten, Ahmad Nuri mengatakan, politisasi agama harus ditinggalkan karena bisa membuat polarisasi di tengah masyarakat.

"GP Ansor Banten mendukung penuh pernyataan Menag. Jika perlu kita sosialisasikan ke masyarakat dan ke kader," ujarnya, Senin (2/10/2023).

"Sudahilah politik menggunakan agama, tinggalkan. Sekarang cari rekam jejak bagus yang memiliki nilai komitmen tinggi kebangsaan," kata Nuri menambahkan.

GP Ansor Banten, tegas dia, tegak lurus dengan pandangan Menteri Agama dalam konteks politik kebangsaan. Karena, apa yang disampaikan Yaqut, baik selaku Ketua Umum GP Ansor maupun Menteri Agama, memiliki tugas sebagai pemimpin yang menjalankan fungsi pendidikan kebangsaan dan politik.

"Menteri Agama sedang memberikan pendidikan, jangan memilih pemimpin yang menggunakan agama sebagai instrumen kepentingan politik elektoral. Itu bagus saya kira, agar kita tidak terjebak seperti beberapa tahun ke belakang, saat terjadi polarisasi keras gara-gara persoalan agama dijadikan politik untuk menyemai kepentingan elektoral," ucapnya.

Nuri menegaskan, apa yang disampaikan oleh Menteri Agama sudah tepat. Karena telah memberikan isyarat bahwa politisasi agama punya potensi memecah-belah bangsa.

Ia menambahkan, dalam konteks Banten, pendapat Menteri Agama justru harus disampaikan ke tingkat lokal. Warga jangan sampai terjebak dalam isu SARA demi kepentingan politik.

Pewarta: Saadatuddaraen. ST
Editor: Heri Firmansyah
Sumber: RRI